April 15, 2009

Sekolah Alam Ciliwung [Part 1]

Sabtu, 11 april 2009, saya dan kelompok PKM ada hajatan besar yaitu pembukaan Sekolah Alam Ciliwung (SAC). Sekolah Alam ini bertajuk "Pelatihan Relawan Cilik Peduli Sungai Ciliwung". Sekolah Alam ini bertempat di Condet, tepatnya di Wahana Komunitas Ciliwung Condet, kelurahan Bale Kambang. Kami bekerja sama dengan Komunitas Ciliwung Condet untuk mengadakan Sekolah Alam ini. Saya juga meminta bantuan dari rekan-rekan mahasiswa Universitas Indonesia untuk menjadi fasilitator di Sekolah Alam Ciliwung ini. Ide awal dari Sekolah Alam ini muncul ketika saya dan beberapa teman saya yang mengikuti program "Operasi Bersih Sungai Ciliwung" tahun 2008 yang diadakan oleh Komunitas Beastudi Etos – Dompet Dhuafa Republika. Dari kegiatan itu, saya berdiskusi dengan teman saya. Dari diskusi tersebut, kami menyimpulkan bahwa sudah saatnya Sungai Ciliwung diberikan perhatian yang lebih mengingat kondisinya sekarang ini sudah sangat-sangat memperihatinkan. Dosen mata kuliah Ilmu Lingkungan, Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia, Firdaus Ali, PhD. mengatakan bahwa dari 13 sungai yang melintasi Jakarta, hanya ada 1 yang airnya bisa digunakan sebagai bahan baku air PDAM yaitu sungai krukut, itu pun kondisinya juga sudah memprihatinkan. Hingga akhirnya muncul ide untuk membuat Sekolah Alam Ciliwung.

Dua minggu sebelum pembukaan, kami sudah mulai menyiapkan segala sesuatunya. Dan hingga H-1, semua persiapan telah selesai disiapkan, tinggal menunggu saja hasilnya. Acara pembukaan Sekolah Alam dimulai dengan sambutan Ketua Tim PKM, Ma'ruffi Kurnia, dilanjutkan dengan sambutan dari dosen pembimbing PKM, Abdurrakhman, M.Hum, Asisten Deputi Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan, Bapak Panggung, dan Ketua Komunitas Ciliwung Condet, Bapak Kodir. Berikutnya adalah pemberian materi tentang lingkungan oleh Firdaus Ali, PhD. Materi yang disampaikan menarik perhatian peserta dan para undangan. Beliau menyampaikan kondisi lingkungan global saat ini sudah sangat memprihatinkan. Disamping itu, beliau juga menyampaikan materi tentang sungai. Acara berikutnya ialah nonton film bareng. Peserta SAC sangat riang dengan acara tersebut. Peserta juga diminta untuk memberikan feed back mengenai film yang baru saja diputar. Dan mereka tidak segan-segan untuk mengemukakan pendapatnya, meskipun pada awalnya mereka malu-malu. Acara juga diselingin dengan games yang diisi oleh panitia. Semua peserta terlihat senang dan bahagia. Acara ditutup sekitar pukul 4 lewat.

Saat peserta sedang menonton film, panitia juga mengadakan diskusi dengan bapak Firdaus Ali, bapak panggung, bapak kodir serta para tamu undangan dan tentu saja rekan-rekan mahasiswa. Diskusi diawali oleh pak kodir. Beliau menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi sungai ciliwung saat ini. Berbeda sekali dengan keadaan era 90-an. Diskusi beralih ke wacana Sekolah Alam Ciliwung. Pak kodir memulainya dengan menceritakan kronologis dari awal hingga pembukaan Sekolah Alam Ciliwung ini. Kemudian, pak Firdaus Ali menyampaikan dukungannya terhadap Sekolah Alam ini. Beliau optimis dengan adanya Sekolah Alam ini, setidaknya bisa merubah pandangan masyarakat tentang sungai ciliwung. Tentu saja konsep Sekolah Alamnya harus dimatangkan dulu. Ada empat poin penting yang beliau sampaikan terkait Sekolah Alam ini :
1. Organisasi
Sebelum menjalankan sekolah alam ini, kita harus mengatur segala sesuatunya dengan rapi supaya dapat mempermudah kinerja kita di masa yang akan datang. Perlu ada struktur organisasi yang jelas. Alur kerja juga harus dibuat dengan teratur, supaya ada kesinergisan. Yang paling penting adalah komitmen dari masing-masing pihak yang terlibat didalamnya. Komitmen memegang peranan penting dalam sebuah pekerjaan. Orang yang berkomitmen setengah-setengah akan menghambat rekan kerja se-timnya. Sehingga, tidak akan tercapai tujuannya. Inilah yang harus dipahami masing-masing pihak bahwa sesungguhnya dalam suatu pekerjaan diperlukan komitmen yang menyeluruh karena hal itu akan membawa dampak positif bagi kinerjanya dimanapun dia berada.
2. Konsep
Poin ini juga memegang peranan penting. Sebuah kegiatan dengan konsep lebih bagus tentu lebih menjual dibanding kegiatan yang konsepnya dangkal. Konsep ini harus dikaji secara mendalam untuk mendapatkan konsep yang pas. Bertanya menjadi hal yang diwajibkan dalam membuat konsep. Dari situ akan ada transfer ilmu yang bermanfaat bahkan mungkin akan ada ide yang lebih bagus untuk diterapkan.
3. Komunikasi
Organisasi yang bagus dan konsep yang cemerlang tidak akan ada gunanya jika kita tidak bisa mengkomunikasikannya ke orang lain. Percuma saja. Untuk itu, sangat diperlukan kemampuan dalam berkomunikasi. Dengan mengkomunikasikan ke orang lain, minimal orang lain mengetahui kegiatan apa yang akan kita laksanakan. Sangat beruntung jika orang yang kita beritahu mendukung kita. Atau bahkan ada yang bersedia untuk memberikan sumbangan demi terlaksananya kegiatan tersebut. Ya, intinya komunikasi.
4. Kaderisasi
Jangan mengatakan bahwa hal yang satu ini tidak penting. Semua orang yang pernah berorganisasi tahu akan hal ini, kaderisasi. Hal ini merupakan hal penting yang harus tetap ada prosesnya. Jika tidak, apa yang kita lakukan selama ini akan sia-sia. Tentu kita tidak menginginkan hal itu bukan? Kaderisasi ini bertujuan untuk mencari generasi yang berkompeten untuk meneruskan perjuangan para pendahulunya. Tanpa ini, organisasi apapun tidak akan dapat mencapai tujuan utamanya. Kebanyakan orang juga gagal dalam masalah kaderisasi. Dia lupa mengkader orang untuk melanjutkan perjuangannya. Dengan begitu, generasinya terputus dan apa yang telah dilakukan selama ini sia-sia belaka.
Dari diskusi panjang lebar tentang sekolah alam tersebut, dapat disimpulkan bahwa permasalahan lingkungan harus kita hadapi dan selesaikan secara bersama-sama. Dan ini harus kita laksanakan saat ini juga, jika tidak ini akan merugikan kita dan anak cucu kita semua.