Agustus 07, 2013

Ramadhan

Kau benar-benar telah pergi
Tak menoleh ke belakang, sama sekali

Mungkin salahku
Yang pura-pura senang dengan hadirmu
Yang hanya memberikan separuh hati padamu
Yang belum memanfaatkan waktumu dengan baik

Sudahlah. Aku pun harus pergi
Bersiap menghadapi terik mentari
Bertarung pertahankan ikrarku
Menjadi pribadi yang bermanfaat bagi yang lain

Aku berdoa dalam sepiku, untuk aku dan kamu
Semoga kita berjodoh, bertemu kembali
Dalam cita dan cinta yang sama
Mereguk manisnya iman, islam dan ihsan

Selamat tinggal ramadhan!
Semoga kita diizinkan bertemu kembali! Aamiin

Agustus 02, 2013

Mudik

Masa-masa menjelang hari raya idul fitri adalah masa-masa yang dinanti bagi sebagian manusia yang mengejar asa di tempat yang jauh dari rumah. Suatu kegembiraan jika libur tiba, para pengejar asa bersiap-siap untuk kembali ke titik mula, berkumpul bersama keluarga, mengenang masa kecil, berkumpul dengan kawan lama, dst. Terutama mereka yang jarang pulang ke kampung halaman.

Moda transportasi siap mengantarkan ke tempat tujuan. Kementerian perhubungan menjadi lembaga yang paling sibuk. Mereka bertugas mengatur jalannya mudik agar aman dan tertib, tentu bekerjasama dengan lembaga lain misalnya kepolisian yang menyiagakan personilnya di penjuru fasilitas umum seperti stasiun, terminal bus, bandara, pelabuhan, jalan protokol, dst. Perusahaan otomotif juga tak mau kalah dengan membuka rest area untuk cek kondisi kendaraan. Tenaga medis juga disiagakan diberbagai belahan wilayah apabila terjadi kecelakaan. Produk obat-obatan sebagai upaya marketing juga disebar ke berbagai wilayah. Penyedia jasa operator telepon seluler juga standby untuk memperlancar komunikasi dengan promosi yang menggiurkan. Media pun tak mau kalah, mereka menggembor-gemborkan di televisi: menyoroti kemacetan, jalan rusak, lakalantas, tanah longsor dan lain-lain, yang ditayangkan berhari-hari dari H-7 sampai H+7. Stasiun radio pun tak luput. Hingga jadilah hajatan besar tahunan yang bernama mudik ini. Peristiwa luar biasa yang hanya terjadi di Indonesia.

Pemudik adalah raja, sepertinya itu bukan sebutan yang berlebihan. Beberapa waktu lalu, dibuka pendaftaran mudik bersama  dari kementerian perhubungan bagi mereka yang ingin mudik menggunakan roda dua. Pemudik roda dua ini akan diangkut menggunakan bus, sedangkan roda duanya diangkut menggunakan truk. Banyak juga perusahaan yang mengadakan program mudik bareng secara gratis. Bagi yang awam mudik, pusat informasi disediakan di banyak tempat. Petugas keamanan siap siaga untuk memperlancar mudik. Polisi lalu lintas 24 jam membantu mengatur lalu lintas. Dan masih banyak lagi hal-hal yang memudahkan pemudik. Ada kemudahan, ada kesulitan. Satu hal yang pasti, harga tiket moda transportasi melangit dan ketersediaannya terbatas. Disini hukum ekonomi berlaku, banyak peminat tiket maka harga naik. Harga makin naik menjelang hari H, kalau tidak dipesan jauh-jauh hari maka siap-siap saja merogoh kocek lebih dalam tetapi secara rate harganya paling maksimal dalam setahun. Tiket juga juga seolah menjadi barang langka contoh tiket kereta api jarak jauh sudah hampir habis di H-90 meski ada beberapa kursi tambahan. Yang kasihan adalah mereka yang tidak update berita sehingga harus mengalah untuk memilih moda lain seperti bus, yang konsekuensinya adalah terkena macet jika tidak mengatur jadwal pulang. Berbicara macet, pembahasannya panjang lebar, volume kendaraan yang melonjak, kondisi jalan, serta ketertiban pengguna jalan. Menurut saya, terlampau kompleks meski menurut saya kuncinya adalah pada ketertiban penggunaan #cmiiw.

Setiap orang memiliki kesan tersendiri tentang mudik. Ada yang menganggap sebuah keharusan karena merasa ada yang kurang kalau tidak mudik. Ada juga merasa biasa saja, mungkin karena sudah sering. Bahkan mungkin ada yang kesal karena selalu berhadapan dengan kemacetan. Bagi saya, mudik memiliki kesan tersendiri, yaitu sebagai sarana untuk introspeksi diri dan silaturahim. Mengingat perjalanan ke kebumen sekitar +/- 12 jam menggunakan bus antar propinsi, saya sering menjadikan momen tersebut untuk introspeksi diri. Selain itu, perjalanan jauh enak dipakai untuk melejitkan imajinasi, ini bagus untuk menginovasikan kegiatan sehari-hari. Kadang ide muncul selama perjalanan mudik. Kaitan aktivitas sekarang dan dulu saat di kampung halaman juga membenturkan otak, kadang berfikir, "oh sudah sejauh ini" yang pasti selalu bersyukur. Sampai di rumah, ada hal yang berubah, tempat, orang, dll. Perlu memutar otak lagi untuk mengingat2 nama orang, nama tempat, jalan menuju ke suatu tempat. Ya alakulihal ngga pikun-pikun amat. Senang bisa bertemu lagi dengan sodara, teman. Saling sapa, tanya kabar, berbagi cerita, atau sekadar untuk nongkrong bareng, ngobrol ngalor ngidul, tawa-tiwi, mengenang masa-masa bocah, difikir-fikir lucu, dudul, kocak, sebel, dst. Pada akhirnya saya bersyukur masih bisa dikasih kesempatan mudik, ini semacam saran untuk merefresh kembali apa yang sudah digapai dan apa yang harus dilakukan.

Selamat mudik kawan! :)
Selamat merasakan kembali kehangatan keluarga
Selamat mengenang kembali masa lalu

02.08.13 - Bus menuju Kebumen