Oktober 30, 2013

Milad AADT di Merapi

Perjalanan seakan tak ada habisnya. Begitulah hidup, menuntut kita untuk terus berjalan, berjalan memperbaiki diri dari setiap momen yang kita alami. Menurut saya, wisata alam merupakan salah satu cara yang baik untuk memperbaiki diri. Sadar bahwa alam memiliki cara sendiri untuk mengajarkan kita tentang arti kerja sama, tenggang rasa, menghormati, menghargai, kesabaran, keikhlasan, dan masih banyak lagi.
Lagi-lagi tentang gunung. Tujuan yang kami tentukan kali ini adalah Gunung Merapi 2826 mdpl, terletak di dua propinsi yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta (Kab. Sleman) dan Jawa Tengah (Kab. Magelang, Kab. Boyolali, Kab. Klaten). Posisi Merapi tepat berada di sebelah selatan Merbabu. Saat bulan September naik ke Merbabu, Merapi-lah yang menjadi pemandangannya. Begitu juga sebaliknya. 
Puncak Merbabu dilihat dari Kaki Gunung Merapi
Perjalanan AADT bukanlah perjalanan biasa. Kali ini dalam rangka memperingati milad AADT yang pertama. Meski sebenarnya milad AADT adalah tanggal 28 Oktober 2012. Namun, waktu yang dekat dengan tanggal tersebut adalah 25 - 27 Oktober. Ndak apa lah miladnya maju sedikit, hehe. Seperti biasa, jum'at adalah hari keberangkatan. Pukul 18.00 berkumpul di Depok, beberapa berangkat langsung ke Stasiun Pasar Senen. Pukul 20.00 berangkat dari Depok menggunakan Commuter Line, turun di Gondangdia dan melanjutkan dengan Taksi ke Stasiun Pasar Senen. Tunggu punya tunggu, kejadian bulan sebelumnya terulang lagi, ada personil yang nyaris terlambat. Meski akhirnya tetap lengkap. Fiuh.
Kereta Tawang Jaya mengantar kami ke Semarang, kemudian menggunakan truk menuju Base Camp Selo yang berada di Kabupaten Boyolali. Perjalanan sekitar 4 jam. Sepanjang perjalanan kami bermain mafia-mafia-an. Permainan yang membuat kami keranjingan hingga tidak terasa bahwa pukul 12.00 kami sudah sampai Base Camp Selo. Istirahat, sholat, makan, repacking.
Pukul 13.30 kami mulai naik. Sebelum berangkat kami sempatkan untuk berfoto ria di depan tulisan NEW SELO. Perjalanan diawal dengan ladang penduduk, menanjak, kombinasi debu dan kerikil kecil. Kemudian kami melewati gerbang Masuk Gunung Merapi. Istirahat sejenak. Lanjut lagi. Makin ke atas, makin menanjak, berbatu. Kemudian ada pertigaan. Belok ke kanan merupakan jalur evakuasi. Jalur ke kiri merupakan jalur alternatif. perbedaannya, jalur alternatif lebih banyak landainya dan dominasi tanah. Jalur evakuasi cukup curam, donimasi batu-batu. 
Kondisi Perjalanan Awal

Gerbang Pendakian Merapi
Pos 1
Pos 1 dilewati, masih lanjut lagi, waktu semakin malam, angin kencang, kabut turun begitu tebal. menjelang pos 2, jalur makin sempit, kanan dan kiri adalah bebatuan yang cukup curam, mungkin cocok disebut sebagai jurang. Rencana kami akan menginap di Pasar Bubrah. Namun, sepertinya tidak memungkinkan, kabut tebal, ber-20 orang, beberapa kondisinya tidak fit, jalur sempit. Akhirnya kami memutuskan untuk camp setelah pos 2, sebelum batas vegetasi habis. Saat itu, waktu menunjukkan jam 7-an malam, kabut tebal, angin cukup kencang, hujan rintik.
Berhubung tempat camp yang sempit, kami membagi menjadi 2 kelompok. Jarak kami berdekatan. Saya di kelompok yang bawah. Spontan kami memasak air untuk menghangatkan badan, memasak lauk untuk makan malam. Menu malam itu adalah ayam goreng, hum yummy. Tenda juga segera didirikan untuk berganti pakaian karena pakaian yang basah tidak baik digunakan untuk tidur. Mengapa? karena bisa masuk angin atau demam, bahkan bisa membuat hipotermia. Dua tenda telah didirikan, flysheet juga dipasangkan di atas dua tenda tersebut. Setelah selesai, kami makan malam bersama meski sudah pada kenyang karena menggado lontong dan lauk sewaktu memasak. Selesai makan, kami tidur. Waktu menunjukkan pukul 9.30-an malam. Tidak lama tidur, hujan mulai deras dan berlanjut sampai lebih dari pukul 3 pagi. Beberapa tenda kami bocor dan basah. Barang dan orang diungsikan ke tenda yang tidak bocor.
Awalnya kami akan berangkat pukul 3 pagi untuk summit attack. Cuaca masih hujan deras, kabut tebal, angin berhembus kencang, beberapa dari kami juga tidak fit. Akhirnya, kami mengurungkan niat untuk ke puncak. Pagi menjelang, matahari bersinar, kabut masih tebal, suhu udara tentu dingin. Baru pukul 5 pagi lewat, kami mulai keluar tenda, menikmati segarnya udara pagi Merapi. Mulailah kami beraktivitas, ada yang nyemak, ada yang masak. Menu pagi ini adalah menu baru bagi kami yaitu Soto Ayam, hehe. Rasanya nikmat, dibuat tanpa micin, disajikan selagi hangat, para kokinya hebat deh, hehe.
Hari sudah mulai terang, kabut perlahan bergeser, puncak Merapi terkadang terlihat dari tempat Camp. Sayangnya kami hanya dapat menikmati dari kejauhan. Namun, kami tak berkecil hati, kami masih bisa berfoto-ria di atas batu besar dengan background puncak Merapi. Ini agak maksa sih tapi setidaknya itu cukup membuat kami bahagia. Toh bahagia tidak diukur dari actual = planning. Padahal ini semacam menghibur diri, hehe. Akan tetapi, hal penting yang kami sadari adalah bahwa manusia boleh merencanakan tetapi Allah-lah yang menentukan #sokbijak, hehe. Banyak kawan pendaki lain yang melewati kami untuk summit attack, kami hanya bisa mendoakan mereka sampai puncak dengan selamat dan kembali ke Base Camp dengan selamat pula. Kami memiliki constraint waktu, jam 1 siang harus sudah sampai Base Camp New Selo untuk selanjutnya menuju Semarang selama 4 jam. Oleh karena itu, kami tidak dapat melanjutkan ke puncak. Jika memaksakan diri, kemungkinan besar kami tidak dapat mengejar jadwal kereta. Pelajaran yang saya ambil disini adalah kesabaran dan kebersamaan, mungkin kami tidak dapat mencapai puncak Merapi saat ini tetapi kami yakin suatu saat kami dapat mencapai puncak Merapi bersama-sama. Milad AADT tetaplah berkesan selama perjalanan ini, meskipun kami lelah, kami tetap senang, kami bertemu kawan baru, kami memiliki cerita baru, kami memiliki permainan baru, dan yang terpenting adalah kami semakin yakin bahwa ciptaan-Nya sungguhlah luar biasa indah, tak tertandingi.
Puncak Merapi Tertutup Kabut
Kereta kami dijadwalkan pukul 19.33. Kami sampai Semarang sekitar jam 6 sore. Waktu yang tersisa kami manfaatkan untuk bersih-bersih, sholat dan makan malam. Kami tak sempat membeli oleh-oleh. Selain kami juga nanti kerepotan membawanya. Tunggu punya tunggu, kereta kami telat lagi. Pukul 8 malam kereta kami tiba, segera kami naik dan mengatur barang bawaan yang super banyak #lebay. Kereta berangkat, obral-obrol sana-sini, sebagian mata telah terpejam, sebagian lain antusias dengan Bapak Sang Peramal, beberapa mengisengi kawannya, ada yang jeprat-jepret kamera. Kereta semakin melaju, tubuh kami pun semakin lelah, mata terpejam. Kami tidur di kereta menuju kota Jakarta. Selamat datang kembali di Kota yang keras! dan Selamat Milad AADT, Semoga makin kece membadai dan makin dekat dengan Tuhan! Aamiin :)