Lagi-lagi tentang gunung. Tujuan yang kami tentukan kali ini adalah Gunung Merapi 2826 mdpl, terletak di dua propinsi yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta (Kab. Sleman) dan Jawa Tengah (Kab. Magelang, Kab. Boyolali, Kab. Klaten). Posisi Merapi tepat berada di sebelah selatan Merbabu. Saat bulan September naik ke Merbabu, Merapi-lah yang menjadi pemandangannya. Begitu juga sebaliknya.
Puncak Merbabu dilihat dari Kaki Gunung Merapi |
Kereta Tawang Jaya mengantar kami ke Semarang, kemudian menggunakan truk menuju Base Camp Selo yang berada di Kabupaten Boyolali. Perjalanan sekitar 4 jam. Sepanjang perjalanan kami bermain mafia-mafia-an. Permainan yang membuat kami keranjingan hingga tidak terasa bahwa pukul 12.00 kami sudah sampai Base Camp Selo. Istirahat, sholat, makan, repacking.
Pukul 13.30 kami mulai naik. Sebelum berangkat kami sempatkan untuk berfoto ria di depan tulisan NEW SELO. Perjalanan diawal dengan ladang penduduk, menanjak, kombinasi debu dan kerikil kecil. Kemudian kami melewati gerbang Masuk Gunung Merapi. Istirahat sejenak. Lanjut lagi. Makin ke atas, makin menanjak, berbatu. Kemudian ada pertigaan. Belok ke kanan merupakan jalur evakuasi. Jalur ke kiri merupakan jalur alternatif. perbedaannya, jalur alternatif lebih banyak landainya dan dominasi tanah. Jalur evakuasi cukup curam, donimasi batu-batu.
Kondisi Perjalanan Awal |
Gerbang Pendakian Merapi |
Pos 1 |
Berhubung tempat camp yang sempit, kami membagi menjadi 2 kelompok. Jarak kami berdekatan. Saya di kelompok yang bawah. Spontan kami memasak air untuk menghangatkan badan, memasak lauk untuk makan malam. Menu malam itu adalah ayam goreng, hum yummy. Tenda juga segera didirikan untuk berganti pakaian karena pakaian yang basah tidak baik digunakan untuk tidur. Mengapa? karena bisa masuk angin atau demam, bahkan bisa membuat hipotermia. Dua tenda telah didirikan, flysheet juga dipasangkan di atas dua tenda tersebut. Setelah selesai, kami makan malam bersama meski sudah pada kenyang karena menggado lontong dan lauk sewaktu memasak. Selesai makan, kami tidur. Waktu menunjukkan pukul 9.30-an malam. Tidak lama tidur, hujan mulai deras dan berlanjut sampai lebih dari pukul 3 pagi. Beberapa tenda kami bocor dan basah. Barang dan orang diungsikan ke tenda yang tidak bocor.
Awalnya kami akan berangkat pukul 3 pagi untuk summit attack. Cuaca masih hujan deras, kabut tebal, angin berhembus kencang, beberapa dari kami juga tidak fit. Akhirnya, kami mengurungkan niat untuk ke puncak. Pagi menjelang, matahari bersinar, kabut masih tebal, suhu udara tentu dingin. Baru pukul 5 pagi lewat, kami mulai keluar tenda, menikmati segarnya udara pagi Merapi. Mulailah kami beraktivitas, ada yang nyemak, ada yang masak. Menu pagi ini adalah menu baru bagi kami yaitu Soto Ayam, hehe. Rasanya nikmat, dibuat tanpa micin, disajikan selagi hangat, para kokinya hebat deh, hehe.
Hari sudah mulai terang, kabut perlahan bergeser, puncak Merapi terkadang terlihat dari tempat Camp. Sayangnya kami hanya dapat menikmati dari kejauhan. Namun, kami tak berkecil hati, kami masih bisa berfoto-ria di atas batu besar dengan background puncak Merapi. Ini agak maksa sih tapi setidaknya itu cukup membuat kami bahagia. Toh bahagia tidak diukur dari actual = planning. Padahal ini semacam menghibur diri, hehe. Akan tetapi, hal penting yang kami sadari adalah bahwa manusia boleh merencanakan tetapi Allah-lah yang menentukan #sokbijak, hehe. Banyak kawan pendaki lain yang melewati kami untuk summit attack, kami hanya bisa mendoakan mereka sampai puncak dengan selamat dan kembali ke Base Camp dengan selamat pula. Kami memiliki constraint waktu, jam 1 siang harus sudah sampai Base Camp New Selo untuk selanjutnya menuju Semarang selama 4 jam. Oleh karena itu, kami tidak dapat melanjutkan ke puncak. Jika memaksakan diri, kemungkinan besar kami tidak dapat mengejar jadwal kereta. Pelajaran yang saya ambil disini adalah kesabaran dan kebersamaan, mungkin kami tidak dapat mencapai puncak Merapi saat ini tetapi kami yakin suatu saat kami dapat mencapai puncak Merapi bersama-sama. Milad AADT tetaplah berkesan selama perjalanan ini, meskipun kami lelah, kami tetap senang, kami bertemu kawan baru, kami memiliki cerita baru, kami memiliki permainan baru, dan yang terpenting adalah kami semakin yakin bahwa ciptaan-Nya sungguhlah luar biasa indah, tak tertandingi.
Puncak Merapi Tertutup Kabut |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar