September 25, 2013

Kau Angin

Semula aku sangka kau gelombang
tapi setiap kali aku renangi
Kau menggasing bagai angin
Peluh membuncah dan ruh dan tubuh gelisah
adalah ibadah bagi cinta tak berjamah
Di situ, kunikmati teduhmu
sesekali sebelum kau berhembus pergi

Aku buru suara seruling di jauhan
yang kutemukan dedahan bergesekan
Aku termangu tertipu gerakmu
sehening batu di keadalaman rinduku

Kini aku tahu, tak perlu memburumu
Kau hidup di dalam dan di luar diriku
Tak berjarak namun terasa jauh
Teramat dekat namun tak tersentuh

Jika benar kaulah angin itu
semauku akan kuhirup kamu
Dalam jantung yang berdegup
kau gairah baru bagi hidup
Mengalirlah darah, mengalirlah
dalam urat nadi cintaku
karenamu, kekasihku!

-Sitok Srengenge-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar