Lagi.
Saya mencoba menjelajah alam bersama teman-teman AADT. Tujuan kami mungkin
tidak terlalu asing bagi pembaca. Ya, gunung Pangrango! Tidak asing bukan?
Gunung yang terletak di Bogor, Jawa Barat ini memiliki ketinggian 3019 mdpl.
Pangrango terkenal dengan lembah Mandalawanginya. Lembah tersebut merupakan
tempat favorit bagi tokoh Soe Hok Gie. Oke, saya tidak akan bercerita tentang
sosok Soe Hok Gie. silahkan yahooing
sendiri :p Saya hanya akan berbagi sedikit safarnama.
Istilah tersebut saya ambil dari buku berjudul “Titik Nol” karya Agustinus
Wibowo, yang menurut penulis artinya ialah catatan perjalanan. Oia, saya baru
kali pertama ke Pangrango.
Kami
berangkat dari terminal Kp. Rambutan pukul 23.30 tanggal 4 April 2014 dan tiba
di Cibodas (jl. Labuan – Cianjur) pukul 02.00 keesokan harinya. Dari jalan Labuan
- Cianjur, kami harus melanjutkan dengan angkot sekitar 20 – 30 menit. Setiap weekend, angkot banyak yang ngetem untuk mengangkut pendaki ke kebun
raya cibodas. Sekali angkut dikenai biaya Rp 5.000,- per kepala. Sebenarnya ongkos
di siang hari hanya Rp 3.000,- per kepala. Beruntung kami bersembilan, angkot
bisa kami minta untuk langsung jalan tanpa menunggu penuh, biayanya Rp 60.000,-
per angkot. Carrier kami tata
sedemikian rupa di tengah angkot sedangkan kami duduk di samping jendela. Seperti
biasa, kami menuju warung yang berjualan di sekitar Kebun Raya Cibodas. Mereka
buka 24 jam. Sepertinya memang diperuntukkan untuk pendaki layaknya kami ini.
Sedikit bercengkerama dan kami lelah tertidur di bagian belakang warung yang
memang disediakan untuk beristirahat para pendaki. Keesokan paginya kami
bangun, sholat subuh, bersih-bersih, re-packing
dan tak lupa sarapan untuk mengisi tenaga kami. Kami siap melanjutkan
perjalanan.
Sabtu,
5 April 2014, pukul 08.00 WIB. Kami berangkat dari warung menuju pos
pendaftaran (Base Camp) untuk
mendaftar ulang. Sebelumnya, salah satu teman kami sudah mengurus SIMAKSI
(Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi). Petugas pos menanyakan kelengkapan
barang-barang dan logistik kami untuk memastikan keamanan kami selama
perjalanan. Pukul 08.30 WIB kami mulai berangkat dari Base Camp. Bismillahirrahmanirrahim!
Kami jalan.
Gambar 1. Pos Pendaftaran |
Kami tidak
sendiri. Dari kuota 300 orang via jalur Cibodas, hampir penuh. Meksi kadang ada
beberapa yang batal termasuk di kelompok kami. Selain itu, awal april bertepatan
dengan kali pertama Taman Nasional Gunung Pangrango (TNGP) dibuka sehingga bisa
dipastikan penuh, ya memang tidak dipungkiri Gn. Gede dan Gn. Pangrango
merupakan salah satu destinasi favorit para pendaki. Jalur awal didominasi
jalur landai berbatu, diselingi tangga-tangga baik naik maupun turun. Kanan
kiri dihiasi pepohonan berukuran kecil sampai besar. Beberapa menit berjalan,
ada petunjuk jalan menuju tempat pengamatan burung, ya disini memang ada
spesies burung tapi sayangnya saya tidak tau jenis-jenisnya. Maju sedikit
(sebenernya ngga sedikit sih), di sebelah kiri jalan yang kami lalui ada sebuah
danau yang bisa berganti-ganti warna, tergantung dari algae yang sedang berkembang. Warna air danaunya bisa hijau, merah,
biru (kalo ngga salah ya :p). Berhubung keberangkatan kami bertepatan dengan
seringnya hujan jadi warna danaunya butek.
Lima puluh menit berjalan, kontur jalan yang kami lalui mendadak rendah
sehingga pihak TNGP membuatkan jembatan kayu, mungkin sepanjang 150 – 200 m
(ini perkiraan saya aja :p). Rumput gajah mendominasi sepanjang jembatan ini
dan hamparan rumput ini luas, sekitar 100 – 150 m ke kanan dan ke kiri jembatan.
Tinggi jembatan kira-kira 2 m. Tahun lalu jembatan masih berupa kayu, sekarang
sudah dilapisi adukan beton. Lumayan memudahkan kaki-kaki untuk melangkah. Di tempat
ini pula, bisa dimanfaatkan untuk berfoto ria karena disediakan dua spot
khusus. Selesai melewati jembatan, kami sampai di Pos Panyangcangan. Ada sebuah
bangunan untuk beristirahat, tidak terlalu luas hanya 4 m x 4 m tetapi cukup
untuk berteduh sewaktu hujan. Lima menit dari pos ini ada air terjun Cibodas. Airnya
deras, yaiyalah hehe. Kami sudah pernah kesana sebelumnya jadi belum ada
rencana untuk berkunjung lagi.
Gambar 2. Pos Panyangcangan |
to be continued ...