November 09, 2009

Ekskursi ke Bendungan Ir. H. Djuanda [part 1]


Sabtu, 31 Oktober 2009, kami –mahasiswa departemen teknik sipil angkatan 2007-- bersama dengan beberapa dosen matakuliah Perancangan Infrastruktur Keairan melaksanakan ekskursi ke bendungan Ir. H. Djuanda (Jatiluhur) dan bendung Curug. Kami berkumpul di halte teknik, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, sejak pukul 06.30 WIB. Rencana pemberangkatan yang awalnya pukul 06.30 WIB tidak bisa terlaksana karena masih banyak mahasiswa yang belum hadir. Suatu hal yang memiriskan hati. Betapa tidak, generasi penerus bangsa tidak melatih dirinya untuk menjadi seorang yang disiplin. Apa jadinya bangsa ini? Kami bertolak dari UI pukul 07.10 WIB. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 180 menit. Sehingga, kami tiba di waduk jatiluhur, Purwakarta, pukul 11 kurang. Kami langsung menuju kantor pengelola waduk jatiluhur yang jaraknya sekitar 2 km dari waduk dan disambut oleh bapak pangat, bapak jainal dkk.
Begitu sampai, kami langsung dibimbing masuk ke sebuah ruangan besar. Disitu, bapak pangat mempresentasikan mengenai waduk jatiluhur mulai dari sejarahnya hingga pengelolaannya dan dilanjutkan tanya-jawab. Di akhir presentasi, pak herr menjelaskan ulang tentang waduk jatiluhur karena melihat kami yang masih belum paham. Diawali dengan filosofi waduk hingga struktur bendungan Ir. H. Djuanda.
Pukul 12 kurang, kami melanjutkan perjalanan ke bendungan. Cuacanya sangat panas. Kami takjub kali pertama melihat bendungan Ir. H. Djuanda. Apalagi saat melihat menara pelimpah yang ukuran diameternya 90 m dan tingginya lebih dari 100 m. Kami melihat bendungan urugan tanah yang begitu besar, membentang sepanjang 1.2 km. Ketakjuban kami semakin menjadi saat kami melihat menara pelimpah berbentuk silinder tegak dari dekat, bahkan langsung berada diatasnya. Dari puncak bendungan kami melewati jembatan besi menuju ke menara pelimpah. Kami mengelilingi menara pelimpah. Terdapat dua alat pemeliharaan menara. Angkatan kami merupakan angkatan yang tidak beruntung karena tidak bisa melihat turbin penghasil listrik secara langsung karena turbin yang berjumlah 6 buah sedang menjalani perawatan. Turbin-turbin tersebut terletak di dasar bendungan di bawah menara pelimpah.
Perjalanan dilanjutkan menuju bendung utama curug yang terletak di sebelah utara waduk jatiluhur tepatnya di kosambi satu, Purwakarta, Tempat inilah yang membagi debit air ke tiga wilayah yaitu tarum barat (Jakarta, bekasi), tarum utara (pantai utara), tarum timur. Saat tiba disana, kami langsung disambut oleh pihak pengelola. Mereka menjelaskan tentang skema pengelolaan bendung curug. Tak puas kami dijelaskan, kami langsung turun kelapangan. Pertama kami melihat saluran tarum timur. Selanjutnya kami melihat pintu air yang berjumlah 7 dan mini hidro yang sedang menjalankan perawatan. Kami pun diajak untuk melihat pompa hidrolik yang ada di saluran tarum barat. Uniknya, jumlah pompa hidrolik ada 17 buah. Usut punya usut, angka 17 dikaitkan dengan tanggal kelahiran negara Indonesia.
Gerimis kembali turun pertanda akan segera hujan setelah sebelumnya mengguyur kabupaten purwakarta. Kami kembali pulang ke depok kurang lebih pukul 17.00 WIB. Sampai di FTUI pukul 20.00 WIB. Hari yang sangat luar biasa, dapat menimba ilmu dengan langsung turun ke lapangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar