Bangunan Air di bendungan Ir. H. Djuanda
Di waduk jatiluhur, terdapat beberapa bangunan air memiliki fungsi tersendiri antara lain :
1. Bendungan Utama (main dam)
Bendungan utama menggunakan jenis urugan batu (rockfill) dengan inti tanah liat miring (inclined clay core). Inti miring ini disebabkan karena jumlah bahan yang jarang dan fungsinya sebagai pembias rembesan agar tidak menyebabkan piping. Piping adalah istilah untuk kegagalan yang disebabkan oleh rembesan air waduk yang menggerus urugan tanah pada bendung. Inti tanah liat miring membuat preatik line jatuh pada kaki bendungan. Hal inilah yang mencegah terjadinya piping. Namun, inti tanah liat miring ini juga menimbulkan dampak negatif berupa retakan memanjang meski tidak terlalu menjadi masalah. Bendung utama memiliki tinggi 100 m dan panjang 1220 m. Elevasi puncak bendungan berada pada 114.5 m di atas permukaan air laut.
2. Menara Pelimpah
Menara ini tipe morning glory, berfungsi sebagai bangunan pelimpah, pembangkit tenaga listrik dan pengaturan air ke bagian hilir. Menara pelimpah berbentuk silinder dengan diameter 90 m dan tinggi 110 m. Elevasi puncak pelimpah berada pada 107 m di atas permukaan air laut dengan kapasitas pelimpah mencapai 3000 m3 per detik. Di dasar menara terdapat, 2 buah hollow jet yang berfungsi untuk mencegah air masuk ke menara melalui puncak pelimpah. Kapasitas hollow jet masing-masing 270 m3 per detik. Di bawah hollow jet, terdapat enam buah turbin berdaya masing-masing 31 MW untuk menghasilkan listrik. Penggunaanya tergantung kondisi turbin, kadang digunakan bersama-sama maupun sebagian.
3. Tanggul-tanggul Penutup (saddle dam)
Tanggul penutup berfungsi untuk membatasi air agar tidak keluar dari waduk. Sekaligus berfungsi sebagai pelimpah pembantu jika terjadi kegagalan di waduk saguling dan/atau cirata. Itu untuk menghindari overtoping akibat kelebihan debit air. Di waduk jatiluhur terdapat empat buah tanggul penutup yaitu :
- - Pasir Gombong Barat, sepanjang 1,950 m
- - Pasir Gombong Timur, sepanjang 400 m
- - Ciganea, sepanjang 330 m, dan
- - Ubrug, sepanjang 550 m, yang dilengkapi dengan pelimpah pembantu/darurat (auxiliary/emergency spillway) berkapasitas 2000 m3 per detik. Namun, pelimpah pembantu ini tidak berfungsi karena keempat pintunya ditutup oleh beton bertulang. Itu disebabkan karena minimnya dana untuk membeli pintu yang harganya mahal.
4. Kolam Waduk
Kolam waduk memiliki luas ± 83 km2 pada TMA +107 dpl dan memiliki kapasitas tampungan 3 milyar m3. Seiring waktu berjalan, waduk jatiluhur mengalami pengendapan. Hingga detik ini, terhitung bahwa jumlah endapan sebesar 500 juta m3. Sehingga tersisa 2.5 milyar m3.
5. Cover Dam
Cover dam berfungsi untuk mengalihkan sementara aliran sungai. Ini didirikan sebelum pembangunan bendungan Djuanda dimulai. Saat aliran dimana bendungan Djuanda akan didirikan telah kering maka saat itu pula bendungan mulai dibangun. Sekarang, cover dam tidak terlihat lagi karena tertutup oleh elevasi air waduk. Letaknya persis di sebelah menara ke arah udik.