Salah satu kegiatan Temu Etos Nasional (TENs) 2008 adalah operasi bersih sungai ciliwung. Keadaan ciliwung kini sangat memprihatinkan. Badan sungai yang menyempit, kedalaman yang dangkal, banyak sampah, bahkan penyebab banjir Jakarta yan kini hampir setiap tahun, tidak lain merupakan akibat ketidakpedulian masyarakat contohnya kebiasaan membuang sampah ke sungai. Masalah itu menjadi renungan bagi kami. Akhirnya, muncul ide untuk membuat Sekolah Alam Ciliwung (SAC). Program SAC ditujukan untuk anak Sekolah Dasar. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan kepedulian terhadap sungai ciliwung sejak usia dini.
Program SAC kami daftarkan ke Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) DIKTI. Awalnya kami berlima ragu tetapi akhirnya kami menguatkan niat untuk ikut serta demi perbaikan lingkungan dan ternyata program kami lolos seleksi pendanaan. Uang sekitar 5 juta-an kami atur demi keberlangsungan program SAC. Kami bekerja sama dengan Komunitas Ciliwung Condet (KCC) yang beralamat di jalan Munggang 6, Condet. SAC mendapat sambutan positif dari KCC dan warga setempat. Mereka mengikutsertakan anaknya ke dalam program ini. Kami menghadirkan dosen Teknik Lingkungan Universitas Indonesia, pejabat pemerintahan bidang lingkungan (Kementrian Lingkungan Hidup-red) untuk memberikan materi serta berdiskusi. Peserta sangat antusias mengikutinya karena kami tidak hanya memberikan materi seperti di kelas tetapi juga menyelingi dengan games, outbond, praktek, menonton film lingkungan. Hasilnya luar biasa, mereka sangat peduli dengan lingkungan khususnya sungai ciliwung. Salah satunya terlihat saat pelatihan dimana mereka saling mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Selama kurang lebih empat bulan program ini berjalan. Segenap usaha penuh perjuangan karena kami berlima termasuk aktivis kampus, diiringi niat yang tulus tanpa mengharapkan balasan, bahkan sering mengorbankan tenaga, waktu, pikiran maupun harta, apa yang kami lakukan berbuah manis yaitu kami berhak maju ke putaran final Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2009 di Malang. Sebelum itu, kami melewati proses monitoring evaluation yang cukup menguras tenaga dan waktu karena sampai harus bergadang dua hari. Kami sangat gembira kali pertama mendengar kabar ini bahkan awalnya kami tidak percaya tetapi setelah melihat sendiri pengumumannya kami baru percaya. Luar biasa! Sungguh kami tidak menduga sama sekali.
Di PIMNAS XXII, kami mendapatkan kejutan kembali. Kami memperoleh medali perunggu untuk kategori PKM-Pengabdian Masyarakat. Meskipun, persiapannya sangat menekan dan terlihat pas-pasan. Namun, kami cukup berbangga, dengan niat ikhlas, usaha keras dan doa, kami mampu membuktikan bahwa kami bisa berprestasi walaupun kami adalah aktivis kampus! Saat di PIMNAS, salah seorang anggota kelompok berujar, “bener-bener dahsyat ini….saya ngga nyangka bisa sampai sejauh ini”. Perjalanan panjang ini, penuh suka, penuh duka, penuh makna, kami simpulkan menjadi satu kalimat yang semoga menginspirasi teman-teman, niat ikhlas untuk berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan diiringi usaha pantang menyerah, ikhtiar dan doa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar