Mei 25, 2011

Komunikasi Efektif : Aspek Penting dalam Sebuah Organisasi


Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Apalagi kita sebagai makhluk sosial, dalam menjalani kehidupan sehari-hari pasti menyentuh komunikasi. Terlebih lagi bagi kita yang beroganisasi. Seperti judulnya, tulisan ini mencoba menyoroti komunikasi dalam suatu organisasi. Tulisan ini ditujukan untuk berbagi pemikiran.

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media). (Onong Cahyana Effendi)

Dalam organisasi, komunikasi selalu digunakan misalnya untuk memberitahu informasi terkini, menyampaikan pendapat atau sanggahan saat rapat, mengirimkan short message service berisi undangan rapat dan sebagainya. Baiklah, saya mencoba menarik benang merah, kaitan antara komunikasi efektif dengan pencapaian visi dan misi sebuah organisasi. Sebelumnya, saya mencoba mendefinisikan frase komunikasi efektif yang ada di otak saya. Komunikasi efektif adalah proses komunikasi yang kritis konstruktif, detail dan tepat sasaran. Sedangkan menurut Aribowo Prijosaksono dan Ping Hartono dalam bukunya Make Yourself A Leader, yang dimaksudkan komunikasi efektif adalah komunikasi yang memenuhi nilai REACH (Respect – Empathy – Audible – Clarity – Humble). Respect berarti saling menghormati dan menghargai. Empathy berarti mampu menempatkan diri sesuai kondisi. Audible berarti pesan dapat diterima. Clarity berarti pesan jelas (tidak multitafsir). Humble berarti rendah hati. Komunikasi efektif akan membuat perencanaan strategi atau program kerja menjadi detail dan dimengerti oleh seluruh pihak yang akan menjalankannya. Komunikasi efektif akan membuat pelaksanaan berhasil sesuai dengan perencanaan (bisa rencana A atau rencana B, dst). Keberhasilan strategi atau program kerja secara kontinu akan membawa kita pada kesuksesan pencapaian visi dan misi organisasi.

Sekarang mari kita lihat sedikit faktanya, pernah ada teman yang berkata kepada saya,

“gw ga ngerti deh sama si xxx (nama disamarkan, hehe), disms ga dibales, di telepon ga diangkat, padahal penting terkait program kerja xxx!”

mungkin ini sering terjadi di sekitar temen-temen. Mungkin temen-temen adalah korban. Mungkin temen-temen adalah tersangka. Percayalah komunikasi semacam ini tidak baik. Mari kita lihat fakta lain, pernah ada teman yang bercerita bahwa dia telah menunggu sekian jam untuk membahas program kerja bersama partnernya. Dia rela meninggalkan kuliahnya demi pertemuan tersebut. Namun, diluar dugaan, pertemuannya batal karena partnernya tidak hadir dan tidak memberi kabar, dihubungi pun sulit. Sungguh, ini menzalimi saudaranya. Percayalah komunikasi semacam ini (juga) tidak baik. Atau mungkin teman-teman pernah mengalami yang lebih ekstrim lagi misal gagal (tidak sempurna) menjalankan program kerja unggulan karena miskomunikasi, gagal bertemu pihak dekanat/rektorat karena miskomunikasi, gagal mendapatkan sponsor karena miskomunikasi, gagal merencanakan teknis program kerja karena memaksakan pendapat pribadi, gagal menjalankan program kerja karena saling mengandalkan dan lain sebagainya. Memang masalahnya (red – miskomunikasi) terlihat sederhana tetapi dampak negatifnya besar. Bahkan mungkin bisa menimbulkan ketidakpercayaan seseorang terhadap kita karena kita sering ingkar janji. Ketidakpercayaan ini akan meretakkan interaksi dalam organisasi. Pada akhirnya, berdampak pada pencapaian organisasi tersebut karena kegagalan-kegagalan kecil yang terjadi selama masa kepengurusan. Memang benang merahnya panjang dan ada faktor selain komunikasi. Akan tetapi, menurut saya perlu direnungkan kalimat berikut, aspek komunikasi menentukan sukses tidaknya pencapaian visi dan misi organisasi. Tentunya melalui komunikasi yang efektif seperti disebutkan di atas. Sekarang, bisa dihitung masih awal kepengurusan, momen yang tepat bagi setiap ketua organisasi kampus untuk mengingatkan anggotanya untuk berkomunikasi secara efektif supaya kerja selama setahun bisa optimal. Baiklah. Sekian hipotesa dari saya, semoga bermanfaat.

3 komentar: