Maret 19, 2012

Tentang mereka yang berkebutuhan khusus dan keadilan Allah

Allah Maha Adil. Bentuk keadilan Allah tidak selalu dikaitan dengan kepemilikan terhadap sesuatu. Mungkin hanya takarannya saja yang berbeda dan waktu pemberiannya. Terkadang, apa yang Allah berikan merupakan ujian bagi kita para hamba-Nya, apakah kita bersyukur atau kita mencela. Tentu ini tak mudah, semoga kita senantiasa menjadi hamba yang bersyukur ["...Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu meningkari (nikmat-Ku) maka pasti adzab-Ku sangat berat." QS. Ibrahim : 7].
Belakangan, saya merasa bahwa Allah tidaklah adil. Ia pilih kasih karena ada hamba-Nya yang diciptakan dalam keadaan tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, tidak bisa berkomunikasi, keterbelakangan mental, dll. Saya berfikir, dengan keterbatasan tersebut, mereka menjadi sulit untuk beraktifitas, sulit untuk diterima orang lain, dst. Ya terkadang memang demikian tapi terkadang juga tidak demikian. Sebagai contoh, Pak Soni, beliau adalah tuna netra, domisili di Jakarta Timur. Namun, kegiatannya hampir sama seperti yang lain misalnya bekerja, berorganisasi, advokasi hak-hak/kebutuhan tuna netra, berinteraksi dengan banyak pihak. Wow! amazing! Disini dugaan saya bahwa Allah tidak adil, terpatahkan. Meski dia sedikit kesulitan, dia tetap bisa kok. Dia juga berhasil menjalin pertemanan dengan banyak pihak untuk mengadvokasi kebutuhan para tuna netra. Dia juga bisa mengadakan pertemuan rutin para tuna netra (anggota PERTUNI Jakarta Timur) setiap bulan. Dia dan teman-teman menjalankannya dengan senang hati. Meskipun memang ada pahitnya juga karena pemerintah belum optimal untuk mengakomodasi mereka. Namun, disini saya jadi berfikir bahwa inilah seharusnya tugas kita sebagai muslim untuk saling membantu ["...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa..." QS. Al-Maidah : 2]. Mungkin ini hikmah keadilan yang ingin Allah tunjukkan kepada kita bahwa kita harus saling membantu dan menyayangi sesama. Ini juga semacam keadilan dalam bentuk cobaan bagi orang yang normal dan orang yang berkebutuhan khusus. Bagi orang yang normal, apakah tergerak hatinya untuk membantu dalam hal sekecil apapun misal membantu menyeberang jalan. Bagi yang berkebutuhan khusus, apakah bersabar dengan keadaannya dan tentu terus berusaha tanpa menyalahkan keadaannya. Disini tercipta sebuah interaksi yang positif. Jika keduanya lulus ujian artinya menjalankan hak dan kewajiban masing-masing, maka saya yakin Allah memberikan pahala bagi keduanya, InsyaAllah. Mari kita berusaha untuk memenuhi hak dan kewajiban kita yang dibebankan oleh Allah swt.
Sebagai penutup bahwa Allah Maha Adil. Tinggal bagaimana kita menyikapinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar