|
Sumber : duniainformation.blogspot.com |
Aku takjub!
Kau ibarat
panglima perang. Selalu berada di garda terdepan saat jam berangkat dan pulang
kantor.
Kau ibarat penari
balet. Pandai meliak-liuk di tengah keramaian kendaraan bermotor. Sisi sebelah
kiri merupakan favoritmu.
Kau ibarat pria
idaman wanita. Selalu sabar menunggu di depan gang-gang ibukota.
Kau ibarat candu.
Banyak yang rela menaikimu meski seperti sarden kalengan. Aku salah satu sarden
itu.
Kau ibarat
pembalap F1. Melaju kencang, tak mau berada di belakang.
Aku salut!
Kau memobilisasi
ribuan orang setiap harinya.
Kau mengantarkan
langgananmu hingga pinggiran ibukota.
Kau tak malu
dengan tampangmu yang pas-pasan.
Kau menjangkau
kaum proletar.
Tapi, tahukah kau bahwa
Aku sebal padamu karena perilakumu,
Yang suka berhenti sembarangan menaik-turunkan
pelangganmu.
Yang hobi ngetem di pertigaan, stasiun, terminal,
gang, dan tempat strategis lainnya.
Yang seringkali ugal-ugalan saat menari-nari di
aspal-beton panas.
Yang seringkali mengabaikan papan berwarna hijau,
putih, merah, kuning.
Memang aku juga menyadari bahwa ini bukan
sepenuhnya salahmu,
Kau dikejar setoran tiap harinya. Terlebih lagi
kau harus bergantian.
Pemangku kebijakan kadangkala tidak memperhatikanmu.
Tidak ada pembatasan jumlah kendaaraan pribadi, jalan berlubang disana-sini,
halte tidak diremajakan.
Pelangganmu juga seenaknya sendiri. Menunggu di
sembarang tempat padahal sudah tersedia halte. Menyeberang tidak di zebra cross atau jembatan penyeberangan.
Kau harus membagi sedikit jalan untuk kendaraan
yang parkir di pinggir jalan.
Lantas bagaimana?
Aku tak bisa menghentikanmu. Itu hakmu sebagai
Warga Negara Indonesia.
Lagipula, kau punya tanggungan di rumahmu dan
rumah orang tuamu.
Aku hanya bisa berpesan, perbaiki perilakumu.
Agar anak-anakmu mudah menuntut ilmu, tumbuh
dewasa, cerdas dan memiliki masa depan gemilang.
Agar istrimu cantik dan patuh padamu.
Agar orang tuamu sayang dan bangga padamu.
Agar orang-orang disekitarmu menghargaimu.
Kuacungi dua jempol jika kau mampu melakukannya.
Ku tambahkan dua jempol pinjaman temanku jika kau menjadi
panutan bagi yang lain untuk memperbaiki perilakunya.
--
Pinggiran Jakarta, 16 Maret 2013, 15.18 WIB.